klik disini

Sabtu, 18 Juni 2016

Tubuhku Yang indah eps 4

Pagi bapak ibu dan guru, ini tempat perpisahannya"
"Iya bu" 
"Oh bagus tempatnya. Tunjukin kamarnya dong."

Mamaku bertanya dengan santainya ke bapak ibu dan pak ahmad. Meski sedang berbicara, tapi aku bisa melihat bahwa yang laki-laki banyak tidak fokus. Teman-temanku juga. Aku benar-benar meng-eksib mamaku di depan temanku sendiri. Tapi fantasiku jadi semakin liar. 

"Itu gunung apa ya pak?" Mama menunjuk dataran tinggi hijau menunjukan ketiaknya. Aw... Mulusnya tanpa bulu dan kerutan. Bapak2 tidak memperhatikan gunung malah melihat ketiak mama.
"Muluss" kata mereka serentak.
"Hehe sorry bapak2 saya pake baju terbuka. Jadi tontonan bapak2 nih" mama menggoda sembari membenarkan tali tanktopnya. Mereka tersadar dan menjawab
"Iya bu Nindya, kayaknya kulitnya halus banget. Jadi pengen nindih." Jawab salah satu bapak mulai ngaco.
"Wangi vanilla lagi jadi pengen makan ibu" timpal yang lain
"Si bapak kasar amat masa saya mau ditindih" mama menjawab dengan sexy. Dia memang tahu betul menaikan birahi pria. 
"Tunjukin kamarnya yok pak Ahmad" sambungnya memegang tangan pak Ahmad. Yang lain hanya diam dan berkata
"Kenapa gak saya bu" tapi tidak dijawab.

Aku hanya ikut saja permainan mama. Kuikuti dengan pak Ahmad. Jalannya dekat dengan parkiran dan ruangan kami privasi. Jadi semua fasilitas bukan untuk dibagi tapi untuk kami sendiri. Kolam berenang, barbeque, bungalow, taman kecil semua buat privasi. Kamarnya besar sekali. Hanya 3 kamar tidur yang dipesan. 1 untuk bapak, 1 untuk ibu, dan satu untuk anak. Karena memang tempat tidurnya banyak dan mewah. Jadi satu kamar berkumpul kira2 12 orang. Wah bisa untuk pamerin mama nih di kamar bapak2 pikirku. Show must go on . Sambil jalan mata pak Ahmad juga jelalatan. Yang paling ia suka adalah toket mama. Aku tahu betul karena ia crot disitu dan dari tadi memperhatikan itu terus.

Hari sudah siang, kami meletakan barang bawaan di kamar. Dilanjutkan makan siang dan main game console yang kami bawa dari rumah. Makanannya cukup enak. Kuperhatikan mama sudah mulai akrab dengan ibu-ibu ortu murid. Mama yang paling cantik menurutku. Bajunya itu menambah juga keseksiannya. Menjelang sore, kami berenang. Aku mendatangi mama dan mengecek keadaan. Ternyata mama berenang yess.. Dia memakai lingerie. Astaga tak sabar aku melihatnya. Mama ganti baju dan keluar. Aku bengong melihat penampilannya. Dia hampir bugil seperti ini. Juniorku mulai tegang. Kupeluk mama. Kucium tubuhnya yang masih terjaga wanginya. Dia dapat merasakan penisku di selangkangannya.

"Aryo udah kita mau berenang. Nanti dicurigain" mama menghentikanku
"Mama seksi banget ma aku gak tahan"
"Siapa dulu mama kamu ini kan" 
Mama meninggalkanku dan menuju ke kolam. Kolamnya disatukan untuk kelas kami. Saatnya berganti baju. Kupilih boxer dan telanjang dada. Perut sixpack dan ototku terlihat. Aku dan mama menuju ke sana bersama. Sampai di sana, semua bengong saja melihat mamaku. Curi-curi pandang melihat toketnya. Mas2 yang jaga kolam juga mupeng. Mamaku bergabung dengan ibu-ibu. Masih dipandang oleh kaum lelaki. Ada sedikit sekat antara lelaki dan kaum ibu. Tetapi tetap saja bapak-bapak mendekati mama. 

Aku asik berenang dengan temanku. Sony Fajar Adi ada pada saat itu. Mereka berenang. Kami melompat dan naik perosotan. Tetapi saat aku mengapung ada yang aneh. Kulihat ada cairan lengket. Ada yang coli karena mamaku. Astaga benar ternyata. Saat aku menyelam bapak2 sedang onani dalam air. Bahkan ada yang di dekat mama menyodorkan penis tegangnya dalam air. Dia asik mengocok sedangkan mama sedang ngobrol saja. Mama tak tahu dijadikan objek. Wajar sih orang dia pake lingerie. Sexy sekali. Bahkan meski memakai lingerie, toketnya tetap terlihat kencang. 

Setelah agak lama mengocok spermanya keluar di dalam kolam. Jorok sekali dia. Apa mama tak sadar? Mama masih asik ngobrol. Masih cantik dan tak ternoda sedikitpun. Aku tak tahu apa yang terjadi nanti. Tapi melihat kelakuan orang tua murid yang mesum seperti ini, jangan kaget jika mama diperkosa.

Menjelang malam, kami naik dan kembali ke kamar masing-masing. Mandi dan berganti baju untuk makan malam. Setelah itu kami barbeque-an. Di situ momen kami sangat dapet perpisahan. Setelah itu balik kamar lagi. Masih ada waktu sebelum tidur untuk main. Waktunya exe mama

----------------------
POV tante Nidya

Hari yang seru, perpisahan anakku akhirnya selesai. Walaupun bapak-bapak disini mesum sekali. Tadi baru datang sudah diliatin. Pas renang ada yang onani menyodorkan kontolnya. Aku hanya pura2 tak sadar saja supaya dianggap seksi. Ada yang anakku tak tahu. Pada saat pak Ahmad menunjukan kamar dia sempat muncrat dimukaku. Habis aku digodain olehnya lalu berakhir aku duduk bersimpuh menunggu dia selesai ngocok. Lalu keluarlah pejunya di mukaku.

Malam ini, anakku datang. Tepatnya setelah bbq. Dia mengajakku ngentot.
"Ma, hari ini mama mau dientot kan? Pisang bapak2 ini besar loh ma"
"Apa sih kamu yo? Iya sih mama mau" aku pasrah karena memang jika ditusuk sebesar itu enak. 
"Dasar mama nakal ugh.." Aryo memelukku erat dan meraba-raba tubuhku dari luar.
"Udah yo langsung aja ke bapak-bapaknya"
"Iya ma. Tapi biarin bapaknya godain jangan mama yang mulai." 
"Yaudah berhenti nih jangan meluk lagi"
"Udah ngaceng nih. Aku yang pilih bajunya ya. Kita ke ruang ngumpul, pasti banyak bapak-bapak."
Aku duduk dan menunggu pilihannya. Dia memilih daster tipis rumahku. Daster putih transparan yang berbelahan rendah. Aku langsung mengambil darinya dan memakainya. Berbeda dengan di rumah, aku memakai bra di dalamnya sekarang. Anakku senang melihatku seperti ini. Saatnya beraksi.

Pertama, ruang makan. Aku dan Aryo pergi ke sana bersama. Benar katanya banyak bapak2 disini. Semuanya bapak-bapak yang sedang ngopi bergadang nonton bola. Aku mulai menggoda mereka agar mereka sedikit terangsang dan balik menggodaku. 

Ada kacang dan kopi. Dimulai dengan aku mengambil kacang di depan mereka. Tak sulit mendapat tatapan mereka. Dengan sedikit menunduk, keliatanlah belahan toketku. Mereka langsung respon dan kuperhatikan sudah masuk permainan. Kira-kira ada 10 bapak2 di tempat ini. Dengan tongkol di atas rata-rata. Melihat belahan yang diperlihatkan gratis mereka respon
"Ckck... Bolanya jadi 3 euy. Yang 2 lagi kenyel-kenyel" salah satu berkata
"Gede ya pak" kata Yang lain
"Iya nih jadi auto focus"
"Hahaha" mereka tertawa bareng.

"Sini bu duduk di tengah kita. Mau nonton bola kan."
"Iya pak saya mau ikut juga" ekspresi mama malu-malu menggemaskan. Ohhh.... Manis sekali.
"Gak usah malu-malu bu. Tapi hati-hati dapet bola. Ha ha ha." Aryo mengikuti saja permainan ini sambil nonton bola.
Akhirnya aku duduk di tengah mereka di sofa. Aku makan kacang sambil ngopi. Mereka jadi gak fokus ke sepakbolanya malah curi-curi pandang ke arahku. Tapi aku cuek dan pura-pura nonton supaya mereka yang menggodaku jangan aku terus. 

Salah satu dari mereka ngajak ngobrol
"Ibu cantik banget. Sering perawatan ya bu?"
"Kan supaya cantik di mata bapak sekalian"
"Udah cantik banget kok bu. deket2 ibu aja kontol saya udah tegang."
"Kok tegang kenapa?"
"Toket ibu gede, pantat juga gede, muka cantik. Ditambah parfum yang ibu pake bikin kontol gatel" aww dalam hatiku aku senang dipuji
"Makasih ya pak" aku menjawab.

"Buka aja yah ibu, biar lebih enak dilihat" bapak di sebelahku cengar-cengir sambil memegang dasterku. Dia memaksaku membuka baju.
Aku menolak tangannya dan berusaha melindungu supaya tidak dibuka. Tapi bapak2 itu memaksa. Akhirnya terbukalah toketku di depan mereka semua. Mereka semua langsung bengong.
"Astaga, kencang banget bu. belum turun terus mulusnya bukan main"
"Ahh... Ibu gedenya." 
Begitu reaksi mereka saat melihat toketku. Di sebelahku sudah memegang-megang toketku sambil mengulum pentilnya. Pentilku yang masih merah dihisap sebelah-sebelahku. 
"Toketnya pas sama mukanya"
"Cantik natural banget bikin ngaceng semua kontol"
Melihat itu mereka yang masih duduk mengeluarkan kontol tegangnya. Tuing semuanya keluar dalam sekejap. Aryo hanya diam menonton bola. Mereka mengocok kontolnya yang sudah sangat tegang. Baru seperti ini udah berat banget ngacengnya. Semuanya berurat. Ukuran di atas rata-rata.
"Hei nak gak ikutan ngocok ibumu nih. Jadiin bacol aja cantiknya bukan main" 
Mereka meledek Aryo. Dia diam saja. Bapak di sebelahku sudah mengeluarkan kontolnya. Lebih tegang lagi dari yang lain. 

Aku hanya diam menunggu aksi mereka. 
"Bu kocokin dong masa diliatin aja. Udah tegang berat nih" 
"Tau nih dianggurin aja"
Kedua bapak di sebelahku memegang tanganku.
"Aduh mulus ee gak kebayang dikocokin."
Mereka mencium-cium tanganku
"Hmphh... Wangi sekali" 
Tanganku dicium dan diraba. Kini seperti hanya mereka berdua. Yang lain ngocok karena berjarak agak jauh. Tak habis2nya tanganku dipegang-pegang. Setelah itu, mereka menuntun tanganku ke kontol tegang mereka
"Ih pak jijik titit bapak gede banget najis saya" aku pura2 menolak dan menggoyangkan tubuhku untuk merayu mereka lagi.
"Ahh... Ibu cantik mulus junior saya udah tegang banget nih"
"Ini namanya kontol ibu lebih gede ukurannya"
"Manisnya aduh gak tahan aku, sepongin bu"
Mereka memaksa dan akhirnya sampai juga kedua tanganku di kontol mereka. Mereka berdua mengeluh nikmat dan teriak-teriak. Semua pria memang pertamanya tidak tahan elusan tanganku. 
"Oughhh.... Ibu haluss ahh kocokin yah"
"Sshh... Lentiknya..."
"Harus halus dong enak kan hihi" kulempar senyum manis
Melihat kenikmatan mereka, aku mengocok kontol mereka. Tambah jadi-jadinya mereka berteriak nikmat. Kukocok dari bawah ke atas sambil kuperhatikan panjangnya kontol ini. 

"Ahh.... Oh yeah... Ibu aku mau keluar"
"Aku juga... Shhh... Mana ada yang tahan kayak gini"
Payah sekali mereka masa sudah mau keluar. Senikmat itukah kocokanku? Aryo juga keluar cepet kalo kukocok-kocok
"Payah ih bapak" belum selesai aku mengeluh mereka sudah...
Crrrrroootttt.......crrrrrooooottttt.....crrrroooo oottttttt....... Pejunya keluar menyemprot hampir kena plafon. Dahsyatnya semprotan mereka. Dilanjutkan cairan yang sekitar 10 kali keluar setelahnya. Kekuatan mereka hampir sama. Semprotannya pun sama. Sperma mereka putih sekali kental mengenai tanganku. Telak mengenai tanganku. Bahkan hampir kena muka. Sedikit jijik memang. Tak kusangka sebesar ini pun masih takluk dengan kocokanku. Ini semua karena perawatan yang kulakukan demi mempercantik diri. Tapi bukan mempercantik malah diperkosa.
"Cemen kali kau udah crot.. Ini aku aja coli sambil nyium bhnya belom crot."
"Tau, gimana sih? Emang senikmat itu kocokan ibu ini"
Astaga bh-ku sudah jadi mainan mereka. Talinya mengikat kontol mereka lalu pelan-pelan dikocoknya.
"Harumnya ini bh. Pentilnya merah-merah gemesin"
"Tau nih aku nyampe ke ronde ngentot ibu ini gak ya kira-kira"
"Adanya cepet keluar peju aku"
Memang semua bh kusemprotkan parfumku yang biasa untuk eksib. Wangi Vanilla mengundang gitu. Bagi pria itu wangi yang menggemaskan. 

2 orang tadi terkapar keenakan dan keluar permainan memakai baju. Sekarang di hadapanku berdiri 4 orang bapak menyodorkan kontol sambil dikocok. Tampaknya mereka lebih tangguh. 
"Bu, kontol ini buat ibu"
"Saya rela muasin ibu dengan senjata saya"
"Kaya tahan aja hihihi" jawabku
Mereka lalu mencium tanganku seperti yang tadi. Ada yang mengajak ciuman tapi kutolak. Ada 1 kontol yang besarnya bukan main di antara mereka. 20 cm diameter seperti pisang. Wow... Besar sekali muat tidak ya di memek aku. Dicium tanganku dan dipeluk. Tanganku dimainkan ke seluruh tubuh mereka sebelum ke kontol. Mereka tampak sangat menikmati. Lalu akhirnya diletakkan di kontol mereka bergantian. Tanpa dikocok sekali lagi mereka berempat teriak. 
"Oh.... Licin banget yesshh"
"Pantes yang lain gak tahan sshhh"
"Ini tangan ohhh sssh dikasih bedak ya mulus banget"
"Uhh... Halus... Mukanya juga bikin sange pengen nyodok cepet-cepet"
Kukocok pelan-pelan. Satu persatu bergantian supaya seimbang. Dari pelan hingga semakin kencang mereka berteriak keras. Kontol yang 20 cm besarnya sudah tidak tergenggam lagi. Pasti ini yang bertahan di antara mereka berempat pikirku. Sudah ganteng putih kuat besar lagi kontolnya. Sekitar 5 menit, ada yang sudah mau keluar,
"Ibuu..... Ahhh.... Sshh.... Buka tangan ibu lebar-lebar"
Dia membuka tanganku dan Crrrroootttt spermanya tumpah di tanganku semua. Lebih sedikit dari yang tadi tapi lebih putih. Tanganku yang satu akhirnya sepenuhnya basah. Kujilat saja spermanya depan mereka semua. Mereka bengong saja melihat tingkahku. 

Lanjut permainan masih dikocok. Masih ada 3 dan di belakang ada 4 tambah 1 Aryo. Pisang 20 cm masih bertahan. Sekarang aku duduk berlutut di depan mereka. Benar-benar seperti pelacur ingin disodok. 
"Adeknya butuh kehangatan nih hihihi.... Mau masuk mulut mungil ini gak?"
Mereka diam bengong dan mengangguk pelan. 
"Satu-satu ya pak. Gak cukup nih mulutnya hihi"
Aku memasukkan kontol salah satu dari mereka dan tidak muat. Slepp... Batangnya masuk tidak sepenuhnya saking panjangnya. Kukulum maju mundur
"Enak tenan ini pak.... Ohh... Mulutnya hangat bukan main ini"
"Gantian ya pak giliran ini nih si ganteng pisang 20cm hihi" kulempar senyum manis yang membekukannya. 
"Ahh... Ibu nakalnya oohhh... Hangat bu... Jadi ibu suka kontol pisang saya...?? Ahh"
"Iya dong enak buat ngentot bisa robek memek aku" 
Mendengar godaanku dia langsung memasukkan dalam-dalam kontolnya sampai aku tersedak. 
"Hihi curang ya bapak disodok mulut saya hangat gak nih? Gantian nih si bapak ini"
"Hangat banget bu kaya memek perawan"
Slepp... Kontol ketiga masuk kemulutku. Kukulum lebih halus supaya dia kelojotan dan malu.
"Ahshh..... Hangatnya... Bisa crot saya nih... Ohh... "
Slurp...slurp.... Satu-satu kuhisap dan kulum. 10 menit sudah belum ada yang keluar. Capek juga kontol sebesar ini. Lulus permainan kedua lanjut ketiga. Bagian toket, mungkin ada yang tersingkir. Hehe.... Kebanyakan sih.
"Adek kecil mau dijepit gak di sini?" Aku menggoda mereka satu persatu. 
Slep... Satu kontol telah kujepit, kukocok-kocok di toketku dan kumainka dengan lidah. Slurp... Slurp begitu bunyinya. Sedangkan bapak yang kukocok berteriak nikmat
"Ah... Istri siapa sih ini? Enak banget toketnya ahh... Ibu saya crot bu gak tahan ampun" kata bapak yang sedang kukocok-kocok. Kontolnya besar sekali tapi masih tetap muat. Karena toketku besar dan kencang. Sudah crot saja dia ini.. Tetap kumainkan di toket sengaja supaya ia puas sebelum crot.. Dan...

Crrrrottt...... Lebih banyak dari yang selama ini spermanya muncrat. Ke mukaku dan toket. Mukaku telak terkena muncratannya. Aku menunggu sambil tetap mengocok sampai pejunya selesai menyemprot mukaku. Tanpa melihat karena mataku tertutup peju. Banyak sekali bapak ini keluar. Menjijikan...
"Ohh.. Ibu.. Sumpah ini muncratan ternikmat saya. Ibu enak banget. Lemas saya ah.." Katanya
"Oh begitu ya... Kalau begini gimana? Hihihi" slurp...slurp kusepong kontolnya.
"Oughhh.... Udah bu enak banget sumpah"
Teriaknya keras. Lalu tertunduk lemas tak berdaya. Sisa 2 lagi. Dan 5 di belakang termasuk Aryo. Kujepit lagi keduanya. Tidak ada yamg muncrat. Berarti masih 7 lagi yang harus kubuat keluar.

"Sekarang gantian kalian yang puasin aku ya." Aku membuka celana perlahan. Hingga celana dalam. Jreng..terlihatlah memekku di depan mereka. Mereka bengong dan menelan ludah.

"Kenapa pak? Ayo tusuk." Aku melambai menyadarkan mereka dan menunjuk memekku.

"Anu bu, muat gak kira2 disitu? Indahnya masih sempit tanpa bulu. Mulusss sekali" Kata mereka
"Coba aja dulu" aku menarik sang bapak dan mengangkang

Slep.. Setengah kontolnya masuk. Hanya setengah yang bisa masuk
"Mphh... Pak nikmat.. Tusuk lagi ah.. Lebih dalem."
"Oh... Ibu sempit sekali... Nikmat.. Shhh... Seperti dipijat ahshsshh..." Keluhnya tak beraturan.
Batangnya masuk maju-mundur dengan irama. Sungguh luar biasa besarnya. Perut aku terasa penuh sekali. Inilah kontol idamanku.. Semoga dia tahan karena aku baru merasakan nikmatnya. 10 menit sudah aku dientot. Rasanya seperti terbang ke langit. Sesak sekali memekku. 
"Gantian dong pak. Aku juga mau" kata yang lain" dia menarik bapak itu dan menggantikannya. 
"Oh...weleh enaknya bu rapet sekali.. Ah..."
"Ahh.... Punya kamu lebih besar.. Tusuk aku sayang... Ahhh... Sshhh..."
"Tenang sayang... Ini aku tusuk... Kamu cantik banget lagi ditusuk..... Ohh... Shhh"
Yang menusukku ternyata pisang 20cm. Aku mendapatkan orgasme ku yang pertama
"Aku keluar sayang .... Aku orgasme oh yess" kataku mengeluh
"Enak ya sayang? Tenang aku disini supaya kamu puas" 
Seperti yang kukira pisang ini membengkok sehingga menusuk bagian terdalam memekku. Dan rasanya geli nikmat. Lebih enak dari tusukan suamiku. 15 menit kami bermain. Aku minta bergantian dan menyuruh yang lain. Ia menurut dan duduk sambil mengocok penisnya. 

Keempat bapak di belakang sudah siap. Mereka membuka celana dan mengocok kontol masing-masing. 3 kecil dan 1 luar biasa. Ukurannya 25 cm lebih panjang dari pisang. Diameter juga lebih besar. Tapi lurus. Langsung disergap tubuhku oleh mereka. Ada yang menyumbat mulutku. Ada yang meraih tanganku dan meletakan di kontolnya. Ada yang dijepit toketku. Dan yang terbesar tadi menusuk memekku. Menimbulkan guncangan nikmat. Astaga.. Baru mulai sudah ditusuk sebesar ini.
"Aih mulutnya kayak memek perawan dasar pecun"
"Tangannya lentik nih boy ahh ssh"
"Toketnya apalagi kenyel banget yesh.. Dikocokin lagi dasar pecun"
"Memeknya dong uhhh hanget terus kaya refleksi"
"Benar-benar aset bagus nih si ibu cantik bikin otong tegap hormat"
"Natural lagi gak pake make up udah secantik ini"
Mereka memuji dan merendahkan aku bermacam-macam. Aku masih meronta-ronta karena tusukannya yang masih setengah.
"Ahh... Pak plis lebih dalem tusuk aku"
"Iya pecun nih gua tusuk sshh"
Kontolnya masuk sepenuhnya. Menggenjot dengan irama memekku. Nikmatnya... Mengganjal perutku. Tak peduli diledek seperti apa yang penting nikmat.
"Eh.. Ibu kocokin dong kontol saya mau ditusuk gak?"
"Hmphh...hmph... Iya pak mohon tusuk saya"
Aku mengocok kontol mereka dengan tangan, mulut, dan toket. 20 menit mereka berempat menikmati tubuhku. Si bapak yang terbesar tadi diminta gantian. Sekarang kontol yang menusukku cemen.
"Ah payah nih bapak cuma segede gini?" Kataku meledek. Karena memang tak terasa
"Ahh.. Nakal ya ibu.. Ohhhh.... Crott nih bu terima ya"
Udah payah cepat keluar lagi. Baru 5 menit di liang senggamaku. Crrrottt... Astaga tak kukira sekecil itu muncratnya banyak sekali.. Memekku penuh dengan cairannya. Telak sekali dibasahi. Spermanya keluar karena memekku tak mampu menampungnya
"Banyak sekali pak aku kocokin deh bonus karena udah guyur memekku" 
Kusepong sedikit lagi hingga ia terbujur lemas dan tersingkir. Sisa 3 dan 2 lagi lalu Aryo. 3 sedang mengocok di pinggir dan 2 meminta jatah yang belum

"Sini bapak sayang mau masuk gak ke memek aku?"
Langsung mereka datang dan menusuk memekku. Yang satu ini mainnya kasar banget. Cepat-cepat genjotnya. Tapi lumayan enak sih.
"Ahhh... Ibu yesshh ohh sempitnyaa... Anget buu.... Perawan ya.. Kok sempit sihhh oh.." Katanya menggenjot memekku."
"Sering dirawat pak... Ahh... Kasarin aja memek aku nikmat sssahh..."
Permainan kasarnya justru membuatku nyaman. Tidak banyak omong langsung tusuk cepat-cepat. Tusukan cepat ini yang membuat memek enak.
10 menit ganti ke yang satu lagi. Sekarang kontolnya pendek tapi diameter paling besar kurasa. Langsung dimasukkan lagi ke memekku. Nikmat sekali... Nafsunya menggelegar seperti ingin mencabik memekku. 
"Ohh... Yess... Pak... Robek memek aku pak... Kontol bapak gedenya super yesshh..."
"Makan nih senjata gua dasar pecun ohhss hhhsss."
10 menit dikobel memekku diaduk-aduk, akhirnya semua sudah kedapetan semua. Mereka semua juga sudah di ambang crot. Sebentar lagi keluar semua. 5 kontol akan crot bersamaan di memekku.
"Nah bapak sudah ngerasain semua body aku kan? Sekarang kocok sampai bapak sudah ingin keluar. Nanti saya tuntaskan"
Mereka berlima mengocok-ngocok sambil memegang toketku tangan dan menciumi tubuhku. Seperti gula dikerubungi semut. Ada yang kepalanya kujepit di toket. Dia mimisan keenakan
"Lembutnya... Lebih empuk dari bantal. Hampir pala saya kepleset"
Dia tiduran sambil mengocok penisnya. Kutambahkan saja jepitanku. Kepalanya benar-benar masuk dan darahnya mengenai toketku. Dia keenakan dan kontolnya berdenyut-denyut.

"Bu udah pengen keluar"
"Aku juga bu"
"Saya juga"
"Gua juga"
"Ahh toketnya empuk"
Mereka berlima sudah mau keluar. Aku langsung merespon dan mengulum satu-satu hingga basah. Sebelum crot. Aku menyodorkan memekku sebagai akhir. Yang pertama 
Crrottt.... 7 kali berkedut di dalam. Pejuhnya hangat dan lumayan banyak. 
"Ahh... Ini ejakulasi terenak saya. Makasih ya bu" dia mencium tanganku dan pipiku lalu ke kamar mandi. Yang kedua adalah pisang 20 cm. 
Crrottt.... 11 kali berkedut. Lebih banyak dari yang pertama. Masih terasa sempit di dalam memekku. Tapi spermanya kalah hangat
"Muah... Makasih ya sayang" dia satu-satunya yang kuperbolehkan cium bibir karena ganteng. Yang ketiga yang bermain kasar.
Crrrottt.... 8 kali. Tusukannya masih saja kasar dan cepat
"Makasih atas hari ini. Ini termasuk memek yang mau melayani kontol kasar saya" katanya sambil ke kamar mandi. Yang keempat yang suka meledekku.
Crrrootttt... 9 kali kontolnya memompa. Luar biasa hangatnya. 
"Makasih bu... Maaf saya suka ngeledek ibu muah" dicium pipiku langsung pergi ke kamar mandi. Yang kelima yang terdahsyat dan terbesar
"Hmmpph.... Gede sekali. Masih sempet aja mompa" 
Dia berbohong sudah ingin keluar. Tetapi malah menggenjot memekku sehingga aku tak mampu berbicara. Digenjotnya lebih cepat dan kasar sekali. 15 menit menusuk akhirnya dia ada di puncak kenikmatan.
Crrrroottttt.... 15 kali. Luar biasa kedutan terbanyak selama aku ngentot selama ini. Kontolnya masih saja mengganjal perutku. Terasa penuh.
"Kulitmu kenyal sekali bu makasih yah" dia lalu meremas kencang-kencang toketku.
"Ahhh... Kalian ini nakal-nakal sekali. Makasih udah muasin aku." Kataku sambil menggenggam sedikit mengocok penis mereka semua.

Entahlah bagaimana nasibku. Anakku menontonku digangbang dan disemprot di dalam oleh orang lain. Tapi dia hanya diam. Semoga dia tidak ngadu pada papanya. Oh iya astaga... Aku lupa minum pil kb. Aku bisa hamil nih. Tapi anak siapa? Ada 6 kontol yang keluar di dalam tadi. Nakal sekali aku jika hamil oleh orang lain dan tak jelas oleh siapa. Ini semua karena tubuhku yang indah.

 Selesai mamanya bersetubuh, Aryo hanya bisa terpaku dan menahan nafsunya. Mamanya disiram peju oleh bapak-bapak ortu murid sampai becek. Aryo sebenarnya ingin ikut menyetubuhi mamanya juga tapi malu dengan bapak-bapak yang lain. Dia hanya bisa memegang kontolnya yang tegang maksimal.

Sementara itu mamanya masih berlutut di depan mereka. Peju melumuri seluruh tubuh indah wanita cantik itu. Toketnya yang mulus sudah terkena semprot air mani yang sangat banyak. Wajahnya yg cantik penuh dengan semprotan air mani. Bahkan mata dan mulutnya juga kena. Tetapi Nindya masih terlihat cantik dan menggairahkan. Mamanya dapat membuat nafsu lelaki turun naik

Namun, kelihatannya bapak-bapak itu belum puas. Memang berkali-kali pun dientot, tetap saja masih membuat horny. Tetapi Nindya merasa sudah sangat lelah sehingga berpamitan.

"Udah malam nih pak, saya pamit dulu ya." Ucapnya
"Baiklah, bu. Terima kasih udah mau nemenin kita-kita." Jawab beberapa dari mereka.

Lalu Aryo dan mamanya meninggalkan mereka dan kembali ke kamarnya. Aryo merasa masih tanggung karena belom diberi jatah oleh mamanya. Dia kecewa mamanya tak mau melayaninya sedangkan orang tua temannya dilayani. Dia hanya bisa menatapi tubuh ibunya sambil menahan nafsunya.

Malam sudah semakin dingin, daratan semakin gelap menandakan hari yang hampir terganti. Aryo dan mamanya berjalan ke kamar dengan kantuk. Tap.. Tap.. Akhirnya mereka sampai dan langsung membaringkan badan dengan lontai. Tanpa menegur Aryo langsung menghadap ke arah yang berlawanan dari Nindya menunjukan kekesalannya. Nindya merasa cuek karena ia tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tetapi Nindya akhirnya merasa risih. Ia mulai menggerak-gerakan badannya menunjukan kepedulian. Tetapi Aryo tetap tidak bereaksi. Lama-lama mulut mulai beraksi.

"Kamu kenapa marah?" Tanyanya. Tak ada jawaban yang terlontar
"Yo kamu kenapa sih?" Katanya dengan nada lebih tinggi yang dijawab oleh Aryo. Aryo berbalik dengan sedikit kesal
"Mama tuh nakal banget. Masa orang tua temen anak sendiri dilayanin" jawabnya
"Ya kan mereka yang godain mama terus sayang. Terus kenapa kamu yang marah? Apa kamu juga pengen?"
"Ya... Eng.. ngak lah ma" kata Aryo terbata-bata karena sebenarnya ia ingin.
"Hihi kamu marahin mama main sama suami orang tapi kalo mama ngelayanin kamu, kamu gak marah" Nindya menjawab sambil nyengir mengajak bercanda.
"Ya habis aku iri mama ngelayanin mereka." Balasnya. Tak terasa jarak mereka semakin dekat. 
"Oo... Cup... Cup... Emang kamu maunya mama buat siapa sih?" Goda Nindya
"Ya buat aku sama papa doang" 
"Mmh... gemesin banget deh" katanya sambil mencubit kemaluanku.
"Tuh kan mama godain lagi" balas Aryo
"Iya deh gak godain lagi. Yuk tidur besok mama kasih yang enak-enak deh"
"Yah ma kok besok?" Rengeknya
"Besok kita harus bangun cepet jadi tidur cepat juga"
"Yaudah deh" kata Aryo cemberut 

Tak lama kemudian mereka memejamkan mata dan tertidur. Malam yang sangat melelahkan. Mereka tertidur pulas. Esok hari harus bangun cepat agar tidak terlambat. 

"Tok... Tok..." Bunyi ketukan pintu yang semakin cepat dan kencang. 
"Mmphh.... Iya sabar-sabar" jawab Nindya terbangun mengucek matanya.
"Cklek..." Nindya membukakan pintu masih menggunakan baju tidur yang terbuka.
"Eh ibu.. Udah ditungguin sama rombongan tuh bu" seorang pelayan mengingatkan
"Serius mas? Emang jam berapa sekarang?" Tanyanya kaget dan melepaskan kucekan matanya
"Udah jam 9.00 bu. Udah pada mau berangkat" jawab mas itu. 
"Astaga aku telat. Yaudah aku mandi dulu mas" jawab Nindya seraya menutupkan pintu. Pelayan tersebut dalam hatinya sangat menyukai tubuh Nindya. Hanya sekali lihat ia langsung terpesona. Dalam pikirannya Nindya akan dijadikan bahan coli malam harinya.

Nindya berlari masuk dan berniat membangunkan anaknya. Tetapi sampai di tempat tidur, anaknya sudah tiada. Nindya beranjak ke kamar mandi dan mendapati anaknya berada di dalam sedang mandi. Rupanya saat Nindya membuka pintu tadi Aryo sudah menyadari ketelatan mereka dan langsung mandi. Diketuknya pintu kamar mandi. Dengan sedikit panik ia meneriaki Aryo.
"Yo, cepetan mandinya udah ditungguin nih nanti ketinggalan." Teriaknya
"Sabar kek ma aku udah tau makanya aku langsung lari." Jawabnya
"Yaudah cepetan ya" katanya

Nindya menunggu Aryo di tempat tidur. Aryo lama sekali mandi pikirnya. Dia tak mau ditinggal rombongan karena hari ini rencananya mereka mau jalan-jalan. 5 menit kemudian Aryo keluar dan langsung memakai bajunya terburu-buru. Nindya langsung berlari dan mulai mandi. Saat di kamar mandi Aryo berpamitan pada mamanya namun ia tak mendengar. Selesai Nindya mandi ia keluar dan meratapi anaknya yang sudah pergi. Tetapi ia langsung memakai bajunya siapa tahu masih ada harapan. 

Lalu ia berlari ke parkiran. Ia harus melewati jalan panjang melalui restoran dan resepsionis. Sepanjang perjalanan ke parkiran pelayan menontoni keindahan tubuhnya. Toketnya yang kencang berguncang-guncang di balik kaos ketat seketek berbelahan tinggi. Pahanya yang putih mulus semok hanya ditutupi rok mini yang diterbangkan angin. Mereka hanya bisa menelan ludah melihat itu semua. Sementara Nindya tak tahu ia diperhatikan oleh mereka. Ia tetap cuek karena terburu-buru. 

5 menit ia berjalan, sampailah di parkiran bis. Tetapi apa yang ia lihat membuatnya merasa sedih. Rombongan bis telah berangkat. Dia hanya meratapi nasib. Sudah dandan dan berpakaian secantik ini akhirnya harus ditinggal karena keterlambatan. Wanita cantik itu duduk di kursi hanya bisa menunggu kebalikan mereka. Pantatnya melenggak-lenggok saat ia berjalan. Di sudut jauh, terdapat 2 satpam sedang berjaga. Mereka tertawa-tawa sendiri melihat Nindya. Rupanya mereka sedang membicarakannya.

"Rif, kayaknya di sebelah sana ada mama muda cantik tuh haha" kata seorang satpam
"Iya tuh mat, godain yuk hehe" kata Arief.
Mereka adalah Arief dan Rahmat satpam villa yang sangat mesum. Memiliki postur tinggi tegap dan kekar namun hitam dan memiliki wajah jelek.
"Gua kalo punya istri kayak gitu punya anak berapa ya? Wong tiap hari gua entotin di kamar kalo kayak gitu." Kata Arief
"Iya rif, dari jauh udah cantik gitu. Pahanya mulus banget rif. Kalo gua gak gua kasih keluar kamar haha" jawab Rahmat diakhiri mereka berdua cekikikan.
"Yaudah yuk samperin"
"Yuk"

Mereka berdua melangkah dari pos yang kira-kira 200 meter dari parkiran. Mereka membawa kopi dan tongkat satpam. Tak lama sampailah mereka di tempat Nindya duduk. Betapa kaget mereka ternyata sosok wanita tersebut jauh lebih cantik ketika didekati. Membuat mereka semakin bernafsu. Arief memberanikan diri membuka pembicaraan sambil tetap berdiri berdua dengan Rahmat di depan Nindya.
"Pagi bu, cari siapa ya bu?" Katanya pura-pura ramah.
"Saya ditinggal rombomgan saya pak" rengeknya menambah keimutannya. Dia tak tahu bahwa mereka sedang nafsu dengan dirinya.
"Uhhh.... Manisnya" dalam pikiran mereka berkata. Melihat reaksi itu mereka kemudian duduk di samping Nindya. Arief kiri. Rahmat kanan. 
"Yaudah ibu gausah sedih kita temenin deh" kata Rahmat membujuknya pelan.
"Tapi kan jadi gak jalan-jalan" jawab Nindya
Kata-kata Nindya tidak dijawab oleh mereka. Mereka mengalihkan pandangan ke depan ke arah parkiran. Namun mata mereka masih mempelototi wanita cantik itu dari samping. Tubuhnya yang bohay membuat khayalannya terbang tinggi. Mereka tetap mempelototi tubuh indah itu juga menghirup wangi tubuhnya.

Tiba-tiba, Nindya menyadari tubuhnya dipelototi. Dengan bawaan kecewanya ia marah terhadap mereka.
"Apaan sih pak liat-liat mulu?" Katanya
Mereka kaget dan mengalihkan pandangan.
"Enggak kok bu ibu gausah marah" jawab Arief
"Emang saya gatau hah! Kalian ngeliatin tubuh saya dari atas sampe bawah mulu" jawabnya lebih galak.
"Iya.. Deh bu kami ngaku" jawab Rahmat
"Ibu cantik banget soalnya sih." Lanjut Arief. Ia bergeser semakin dekat ke Nindya. 
"Ngapain kamu deket-deket!" Bentaknya. Kebetulan suasan di tempat itu sepi dan hanya sedikit orang yang lewat
"Eits jangan marah dulu bu aku gak ngapa-ngapain kok" jawab Arief.
Namun mata mereka tetap tak terlepas dari sejenjang kulit pun. Kulit mulus itu membuat mereka terpaku. 

"Bu kulit ibu kok putih banget deh?" Tanya Rahmat
"Ho oh sampe keliatan urat dalamnya" lanjut Arief. Nindya kemudian menatap mereka
"Iyalah pak tiap hari saya lulurin terus saya kasih lotion" jawabnya. Kali ini ia menjawab tidak terlalu judes seperti tadi.
"Oohh sering perawatan ya bu? Berarti halus dong?" Tanya Rahmat memancingnya dengan memujinya.
"Iya dong pastinya" jawab Nindya senang mulai terpancing.
"Boleh coba pegang ga?" Lanjut Arief terang-terangan.
"Oh boleh dong kalo pegang doang" kata Nindya yang membuat mereka bahagia. Mereka lalu bertanya
"Eh si ibu baik banget. Saya pegang pahanya ya?" Tanyanya sebelum memegang. Ia kembali memuji agar di-iyakan.
"Boleh kok" jawab Nindya singkat.

Srek... Srek... Bunyi tangan Arief mengelus paha Nindya. Ekspresi mukanya sudah tak tahan lagi. Kemulusan pahanya semakin membuat nafsunya menjadi-jadi. Paha itu terasa sangat licin.
"Astaga ibu halus banget" katanya. Dari awalnya ingin pegang jadi elus-elus. Kontolnya kembali tegak sambil menghirup aroma Nindya.
"Ya iyalah saya sering ngerawat." Jawab Nindya semakin memberi lampu hijau tanpa menolak elusan tangan Arief. Sementara temannya hanya bisa melihat aksinya.

Namun tak lama kemudian, ia meminta pada Nindya
"Aku pegang jari ibu aja deh boleh gak?" Tanya Rahmat. Ia semakin salah tingkah melihat situasi memanas.
"Boleh aja" jawab Nindya.
Kemudian ia langsung memegang tangannya. Warna kulitnya sangat kontras. Ia membelai jarinya. Lalu merasakan jari-jari lentik tersebut. Sama seperti Arief, Rahmat pun semakin nafsu tak karuan. Memegang jarinya yang bersih tanpa noda. Ia mengelus jari tersebut.

Mendapatkan izin mengelus membuat mereka semakin kelepasan. Mereka mencium rambut bergelombang Nindya. Dicium dan dijambak-jambak.
"Wangi banget rambutnya indah lagi bu mmph..." Kata mereka
"Awww sakit jangan ditarik" eluh Nindya

Semakin lama mereka semakin tidak puas. Mereka akhirnya bosan. Akhirnya mereka mulai kurang ajar. 
"Bu saya boleh minta foto ibu gak?" Kata Rahmat
"Buat apa? Boleh aja sih" jawab Nindya.
Rahmat sangat bahagia mendengarnya lalu mengeluarkan HPnya yang butut.
"Awas dulu toh Rif aku mau foto ini" katanya pada Arief yang sedang asik mengelus paha ibu muda jelita itu. 
Ckrik... Rahmat mengabadikan foto seksi Nindya dengan kaos ketiak ketat dan rok mini. Untuk dijadikan bahan coli olehnya.

Namun, hal itu masih membuat mereka kurang puas. Mereka tambah kurang ajar. Kali ini Arief yang meminta. Ia mulai mengeluarkan pikiran liciknya untuk membuat Nindya nafsu juga. 
"Bu boleh saya jilat gak paha ibu. Rahmat juga jilat tangan ibu. Boleh gak bu?" 
"Hmm... Gimana ya... Boleh aja deh" jawab Nindya. Rencana Arief berjalan lancar. Nindya masuk kedalam perangkap. 
Mereka berdua mulai menjilati tubuh Nindya. Paha mulus itu dijilat-jilat pelan agar membangkitkan nafsunya. Jari lentiknya juga dicium-ciumi. Tak lama kemudian Nindya mulai terangsang. Memeknya mulai lembab. 
"Ssshh....." Akhirnya kata-kata itu keluar dari mulutnya. Sensasi ditinggikan itu membuat ia terpancing. Ia merasa seperti dijilat oleh orang-orang hina dan ditinggikan oleh mereka.

Rahmat dan Arief kemudian tersenyum sendiri melihat reaksinya. Maka mereka mulai semakin berani. Kali ini mereka menuju ke arah yang vital. Yaitu toket sempurna Nindya 
"Bu boleh kami pegang toket ibu gak?" Tanyanya yang kurang ajar. 
"Mmphh.... Boleh deh" jawabnya semakin tak karuan. Memeknya semakin gatal merasakan sensasi tersebut. Mendengar lampu hijau darinya mereka mulai menjadi-jadi. Dipegangnya toket sekal itu. Toket yang sangat montok dan kencang. Yang membuat lelaki manapun nafsu melihatnya. Mereka pun tak dapat menahan tegangan kontol mereka. Saat memegang serentak langsung tegak total ke titik puncak. Toket semok itu membuat mereka semakin ingin crot. Tinggal sedikit saja mereka mengocok pasti sudah keluar air maninya.
"Ohhh.... Tante, toketnya kenyal banget" kata Arief. Sekarang mereka mulai memanggil tante
"Iya tante cocok sama mukanya ahhh.... Cantik banget natural gitu" lanjut Rahmat. 

Mereka sudah tak kuat. Akhirnya mereka bertekad mengakui bahwa mereka sudah ngaceng. 
"Tante maaf nih aku ngaceng total megang toket tante sama ngeliat muka tante" kata Arief
"Aku juga tante kemulusan tubuh tante bikin adek aku bangun total" lanjut Rahmat. Walaupun masih memakai baju, tetap saja toketnya masih menggairahkan. Keindahan tubuh Nindya memang membuat semua pria terpikat dan bertekuk lutut. Hanya dipegang dari luar saja 2 orang satpam tegak total.
"Sorry nih tan, aku boleh ngocok gak?" Tanya Arief. Dia semakin kurang ajar.
"Tentu saja boleh sayang" jawab Nindya.
"Tapi jangan dikenain ke tubuh tante ya kontolnya" Lanjutnya. Kata-kata kontol membuat Arief terpancing

Tuing... Kontolnya langsung dikeluarkan. Kontol itu sudah tegak berdiri dan mengeluarkan urat. Kontol berukuran 20 cm dan diameter 7 cm. Sungguh kontol yang luar biasa.
"Astaga sayang gede banget!" Kata Nindya sangat kaget. Ia mengukur kontol itu dengan lengan bawahnya hampir sama.
Gesekan tersebut membuat Arief kenikmatan
"Aahh... Tangannya tan sshh." 
"Udah mulai ngocok sana diem-diem" kata Nindya tersenyum agar Arief semakin nafsu.
"Ah senyumannya makan nih kontol aku tan" kata Arief mendesah
"Aku juga mau ngocok deh tan" kata Rahmat
Tuing.... Kontol Rahmat menjulang bebas. Kontol yang jauh lebih besar dari kontol Arief yang superior. Panjang 30 cm diameter hampir 10 cm. Nindya kemudian mengukurnya dengan lengannya dan ternyata memiliki panjang yang sama
"Oh my god! Gede banget astaga memek tante robek kali ditusuk!" Teriak Nindya
"Hehe iya dong tan. Ini berdiri karena tante jadi tante pantas bangga" kata Rahmat

Mereka lalu mengocok pelan-pelan sambil memegangi tubuh Nindya. Sambil menciumi leher halus jenjang itu yang sangat wangi. Toket yang montok dipegang mereka. Paha yang juga halus sekali sambil dielus sambil mengocok kontol. Sungguh membuat mereka merasakan sensasi yang tak pernah mereka dapatkan dalam hidup. 

"Ahhh tan.... Kok tubuh tante sempurna banget sih... Uhh...." Kata Arief sambil mengocok memegang toket 36c itu
"Pahanya halus wangi lagi padahal paha ohhh.... Tan" kata Rahmat lagi.
"Bayangin tante senakal-nakal kalian deh" jawabnya singkat.

Sekitar 10 menit mereka mengocok, belum juga datang puncak kenikmatan tersebut. Nindya merasa bosan dan menawarkan sesuatu yang di luar akal mereka.
"Lama banget sih kalian. Tante kocokin pake tangan deh ya kalian pegang toket tante" apa? Nindya mulai di luar kepala. Enak sekali 2 satpam itu.
"Ohh.... Tan aku gak bisa bayangin langsung aja deh" jawab rahmat. 
Langsung Nindya membelai kontol super mereka dengan jari lentiknya. Sekali sentuh mereka mulai berteriak. 
"Ohhh.... Ahh.... Jarinyaa...." Kata mereka berdua. Mereka memainkan toket Nindya. 

Tak sampai 5 menit, akhirnya mereka merasakan sudah di ambang puncak. Mereka tak dapat menahan lagi. Nindya melanjutkan kocokan itu
"Crotin aja deh di muka tante kasih" duar! Sebuah penawaran yang sangat membuat kepala mereka meledak. Sudah ingin keluar tambah dipancing lagi.
"Ohhh..... Oke tante" desah mereka kemudian bangun dari tempat duduk. 

Crrrrrrotttttt........ Crrrrrrrooooottttttt...... Kontol mereka kemudian meledak sangat dahsyat. Mereka seperti terbang ke atas langit. Kontol tersebut mengeluarkan peju dengan cepat dan sangat banyak. Kontol Arief 10 kedutan. Sedangkan kontol Rahmat 15 kedutan. Peju itu kemudian diterima oleh wajah seorang wanita cantik. Peju mereka menyemprot deras ke tubuh Nindya yang masih menggunakan pakaian. Peju itu mengenai leher dan wajah cantik Nindya dengan telak. Rambutnya yang indah juga terkena peju. Peju itu berwarna sangat putih membuat tubuhnya mengkilat menambah jelas mulusnya kulit Nindya. Sperma yang lain mengucur ke bajunya. Sedikit ternodai cairan putih. 
"Ugghh.... Uhuk..... Banyak banget uhuk..." Kata Nindya batuk-batuk membendung sperma mereka. Wajahnya yang penuh sperma membuat ia tampak lebih cantik. Bibirnya yang mungil penuh dengan cairan lengket tersebut. 
"Makasih ya tan. Itu ejakulasi ternikmat saya" ucap Arief. Ia masih sedikit mendesah setelah melalui peristiwa nikmat itu. Bagaimana tidak? Dikocokin oleh wanita cantik, mulus, semok, toketnya gede lagi. Apalagi diberi kesempatan memainkan toketnya walaupun dari luar.
"Aku juga" lanjut temannya. Untuk kontol Rahmat, Nindya mengocoknya untuk terakhir kali karena kontol itu kontol terbesar yang telah berkedut di hadapannya.
"Yaudah gapapa deh... Tante bagi tisu dong berantakan nih muka tante. Kalian juga pake baju cepetan." Balas Nindya dengan sperma belepotan.
"Hehe tante makin cantik kayak gitu. Nih tan tisunya." Kata Arief senang melihat Nindya seperti itu. Mereka lalu memakai bajunya. Setelah itu mereka masih tetap bernafsu dengan tubuh Nindya. Akhirnya Nindya hanya memberi mereka memegang tubuhnya dari luar saja karena rombongan sudah mau datang.

Mereka lalu bersama menunggu rombongan bertiga setelah selesai beres-beres
 Memiliki tubuh yang indah memang sangat senang dan bangga. Membuat setiap orang dapat memamerkannya. Berkat tubuh yang indah itu juga kehidupan seseorang berubah. Namun ada yang tak kusukai dari tubuhku yang indah. Yaitu godaan bertubi-tubi kapanpun dan dimanapun aku berada. Pakaian yang seksi kerap membuatku berada di situasi tersebut. Aku memang sangat suka berpakaian seksi karena enak dilihat. Tapi jika disalahgunakan dapat merugikan. Aku adalah salah satu wanita yang tidak suka memiliki tubuh indah karena tak lepas dari godaan lelaki tersebut. Bahkan kadang merugikan seperti contohnya....

###############################

Setelah perpisahan kelas Aryo, aku terlelap hampir seharian dari pagi hingga malam hari. Karena tubuhku juga sangat capek. Melaksanakan hari yang panjang dan sulit. Aku baru terbangun pada malam hari saat jam menunjukan pukul 7 malam. Sekitar 15 jam aku tertidur. Wow sangat lama sekali. Aku kemudian bangun dan mencari Aryo. Ternyata dia di kamarnya sedang bermain game online. Baiklah aman saja yang penting dia sudah di rumah. Aku kembali ke kamar.

Saat ingin kembali ia menyapaku
"Halo ma, lama banget tidurnya" ledek Aryo
"Iyalah yo capek nih" jawabku
"Halah capek kenapa? Dientotin yah?" Candanya
"Heh nakal kamu ya ngomongnya... iya sih gara2 itu" jawabku memarahi sambil mengaku.
"Tuh kan bener. Oh ya ma besok temen Aryo mau main ke sini" kata Aryo. Temannya mau kesini? Aku harus dandan cantik lagi nih pikirku.
"Ma kok bengong?" Kagetnya
"Enggak kok" balasku.
"Mama pasti pengen godain temen Aryo kan? Ngaku deh" tebakannya tepat.
"Hmm ngga kok" jawabku lagi.
"Temen Aryo udah nafsu banget sama mama kemaren" kata2nya membuatku terhipnotis. Tentu aku sangat senang karena merasa sukses.
"Mama harus keliatan cantik ya besok hehe" pintanya padaku. Tidak usah dibilang aku juga sudah niat.
"Iya iya tapi temen kamu ganteng-ganteng banget deh yo" pujiku untuk teman Aryo.
"Ganteng ya mah? Diewein mau ga mah?" Aryo bertanya dengan kurang ajarnya.
"Iiihh nakal ah kamu" aku sedikit berteriak sambil mencubit anakku yang nakal ini. Namun dalam hatiku aku ingin merasakan penis besar teman-teman tampan Aryo. Tapi aku akan berusaha tidak murahan.

Setelah selesai ngobrol, kami tidur ke kamar masing-masing. Hari sudah kembali pekat. Waktunya tidur, pekerjaan berat menanti esok. 

Cuit....cuit.... bunyi burung terdengar menandakan hari sudah pagi. Aku mengangkat selimut dan duduk. Kulihat masih pukul 7 pagi dan dari kaca masih kelihatan langit tidak terlalu terang. Hoam... Aku masih mengantuk tapi apa boleh buat aku harus bangun dan bersiap-siap untuk menyambut teman Aryo. Aku mengambil hp yang tergeletak di meja samping tempat tidur dan membaca notifikasi. Hanya ada pesan dari teman arisanku yang seumuran. Saat aku melihat notif, ada suara anak muda ramai yang ngobrol dari luar. Apa itu temannya Aryo? Aku langsung mengecek ke jendela. Ya itu teman Aryo. Mereka datang sekitar 5 orang. 4 orang yang sama seperti kemarin ditambah 1 orang yang belum pernah bertemu denganku. Mereka menggunakan baju bebas. Ketampanan anak muda itu sangat terlihat. Baju yang ketat hingga terlihat lengan berotot dan perut yang rata. Aduh aku jadi ingin digilir mereka. 

"Tidak, aku harus jual mahal. Aku tak boleh terlihat murahan" batinku dalam hati. 

Mereka lalu menghampiri rumahku dan membunyikan bel di pagar. Percakapannya terdengar jelas dari kamarku. Mereka berbicara seperti ini
"Eh ndi, lu udah siap belom ngeliat mamanya Aryo?" Tanya mereka. Dari percakapannya aku tahu bahwa nama anak yang 1 itu adalah Andi.
"Emang kenapa sih bro? Emang emaknya wow banget apa?" Tanya si Andi
"Wah lu belum tau ndi" kata salah satu 
"Bisa coli di tempat lu" lanjut salah satu dari mereka. Ternyata aku secantik itu di mata mereka.
"Demi apa son? Emang sebegitu cantiknya ya?" Tanya Andi lagi
"Seriusan ndi namanya juga orang kaya pasti cantik" jawab mereka
"Yaudah bagus deh" lanjut Andi.
Tiba-tiba satpam rumahku muncul dan membukakan mereka pagar. Tapi dia sempat berbicara
"Heh pagi-pagi udah ngomongin nyonya besar ya.. Kalian teman Aryo kan" tanyanya
"Iya nih tante Nindya nya ada kan pak?" Tanya mereka
"Ada. Emang kenapa sih?" Tanya satpamku lagi.
"Ya ga kenapa-napa pak." Jawab salah satu dari mereka.
"Kalian suka ya sama nyonya? Haha" satpamku bertanya sambil tertawa
"Siap sih yang gasuka ngeliatin tante Nindya? Bapak juga suka kan" celetuk mereka.
"Iya sih malah bapak jadiin bahan coli" satpamku mengaku dengan terang-terangan. Astaga selama ini aku telah dijadikan bahan onani banyak orang.
"Hahaha... Kan bener. Cantik kan pak tante Nindya?" Tanya mereka
"Kasitau nih pak temen saya Andi" sambungnya lagi
"Beuh anak muda... Nyonya besar tuh cantik banget montok lagi. Kalo gakuat nahan coli gausah masuk mendingan" satpamku memberitahu. 
"Yaudah yuk kita masuk" ajak Andi.

Mereka kemudian masuk. Aku harus bergegas siap menyambut mereka. Harus tampil cantik. Meski sudah dijadikan bahan onani, aku masih tetap ingin memakai baju yang menggoda. Aku menuju ke kamar mandi dan membersihkan tubuhku. Rambut kuberi shampoo dan conditioner. Sabun perawatan kupakai untuk seluruh tubuh. Aku harus tampil maksimal. Selesai mandi aku memilih baju. Aku memakaikan bh di toketku. Astaga tidak muat... Masa aku harus ganti bh? Toket ini semakin besar saja. Untung ada pushup bra 36d yang muat tapi sangat ketat. Ya sudahlah daripada tidak pakai bh. Lalu aku memilih baju yaitu tanktop putih super ketat belahan rendah. Untuk bawahan aku pilih celana gemes berwarna putih. Penampilanku simpel tapi sangat menggoda. Toket yang sangat padat dan kencang serta paha yang mulus dan ideal. Rambutku kubiarkan tergerai dengan indah. Cprot.. Cprot... 3 semprot parfum kupakai. Parfum yang biasa untuk menggoda lelaki. Ya sekarang aku sudah siap. 

Pertama aku melirik keadaan terlebih dahulu. Aku melihat para pemuda itu sedang di meja makan. Sepertinya mereka ingin makan tapi tidak ada makanan. Aku pun menghampiri mereka. Perlahan aku melangkah mendekati mereka. Mereka belum sadar sepertinya kehadiranku. Setelah berjarak semakin dekat ada yang mencium bauku. Aku menghentikan langkah sejenak untung nguping. 
"Bro kaya ada bau emak lu" kata Sony
"Hmpphh... Iya nih bro. Enak banget" lanjut fajar
"Wangi yang bikin kita selalu tergoda" 
"Yang bikin kita nafsu terus" lanjut mereka satu persatu.
"Ya ampun baunya aja udah kaya gini. Ga sabar gua ngeliat emak lu" kata Andi
"Iya deh berarti mak gua udah bangun" kata Aryo


Setelah nguping, kuberanikan untuk mendekati mereka. Aku datang dan salah satu dari mereka akhirnya melihatku. Akhirnya semua pemuda itu melihatku yang masih 5 langkah dari mereka. Kuperhatikan batang kontolnya dari jauh nyeplak di celana. Semakin lama semakin membesar. Besarnya sangat luar biasa hingga terlihat dari luar. Kemaluan mereka semua tegak.
"Hai Aryo. Ini teman kamu yang kemarin ya?" Tanyaku dengan nada sok imut membuat mereka makin panas dingin.
"Ee..eh mama udah bangun" kata Aryo yang sedang duduk.
"Ini Adi, Bayu, Sony, sama Fajar ya? Kalo yang ini siapa tante belum pernah liat?" Tanyaku lagi mendekati Andi.
"Emm... Mm nama aku Andi tante" katanya gelagapan.
"Oh... Andi namanya. Salam kenal ini tante Nindya mamanya Aryo" kataku menyodorkan tangan untuk bersalaman. Temannya yang lain hanya memperhatikanku terus dari atas sampai bawah. 
Andi lalu membalas tanganku dengan muka menahan nikmat. Entah kenapa seperti keenakan.
"Hmm...mm... Mamanya Aryo cantik banget ya.." Kata Andi.
"Iya dong anaknya juga ganteng"
"Kaya gini ganteng, masih gantengan kita kali tan" celetuk Bayu.
"Bisa aja kamu" aku mencolek pipi Bayu. Mereka masih terpaku melihat tubuhku seakan ingin menerkam.
"Oh iya.. Tante gak masak nih.. Kalian mau dipesenin apa?" Aku menawarkan makanan
"Gaa.. Gausah tante ngerepotin nanti" kata mereka
"Gapapa kok. Tante pesenin Ayam aja ya. Mau paha atau dada?" 
"Dada aja deh tan gede soalnya" kata Adi
"Aku paha aja deh tan.. Soalnya putih mulus eee ehh maksudnya enak digigit" kata Andi mulai ngelantur.
"Emang paha ayam putih mulus?" Tanyaku pura2.
"Maksud aku paha tante.. Ehh maaf tan. Pokoknya aku paha aja deh" balasnya keceplosan.
"Kita dada aja deh bertiga"
"Ok berarti paha 1 dada 4 ya.." Kataku
"Kalian tunggu sini ya tante telpon dulu yang sabar ya hihi" aku meninggalkan mereka. Dari belakang mereka melihat pantat semokku bergoyang-goyang. Masih saja diperhatikan hingga aku sampai di kamar. 

-----------------

Selepas itu, Nindya menelepon delivery ayam. Sementara mereka membicarakan tante itu. 
"Gilee bro emak lu cantik banget" seru Andi
"Bener kan kata gua ndi" kata Sony
"Super deh pokoknya" jawab Andi lagi
"Nih liat kontol gua tegang gini" Lanjut Adi menunjukkan penisnya dari luar yang sudah tegang.
"Tangannya mulus ya bro. Hhmm.. Masih kecium bau tangannya" kata Andi mencium tangannya.
"Emang kan gua bilang" kata Fajar.
"Mana pake tanktop lagi. Toketnya gede banget. Belahannya keliatan tadi pas salaman sama gua. Mulus banget" jelas Andi.
"Ya begitulah emak gua. Gua aja nafsu sama dia" kata Aryo
"Pake celana super pendek terus ketat lagi. Duh tuh paha kalo nempel sama gua crot kali ya" lanjut Andi yang seru sendiri karena baru melihat Nindya
"Gaada lecetnya lagi ya bro?" Tanya Bayu
"Heeh.. Bener-bener mulus. Yo sorry ya kalau gua nafsu sama emak lu" kata Andi menepuk pundak Aryo. 
"Gapapa bro... Asalkan jangan lu embat" balas Aryo

20 menit mereka ngobrol, Nindya kemudian menyuruh salah satu dari mereka mengambil pesanan di pintu lewat telefon ke Aryo. Mereka pun keluar bareng dan mengambil pesanan. Aryo mendatangi kamar Nindya untuk meminta uang. Setelah itu mereka makan di depan tv tengah. Saat mereka makan, Tante cantik jelita itu menghampiri mereka.

----------

Aku menghampiri mereka dan ingin duduk di sofa di tengah-tengah mereka. Dengan langkah pasti aku mencapai mereka. Mereka merespon dengan mempelototiku ketika aku ingin duduk. Akhirnya aku duduk di tengah mereka dan pura-pura mengganti channel tv. Mata mereka masih melihatku. Terkadang ada yang mengalihkan pandangan tetapi balik lagi ke tubuhku. Sepertinya tubuhku membuat mereka salah fokus. Tetapi aku melanjutkan aksiku tanpa mempedulikan mereka. Tak lama mereka selesai makan dan menaruh piring di wastafel. Lalu mereka kembali lagi ke ruang tengah dekat tv. 

Sekarang Andi mendekatiku. Dia duduk di sampingku. Tetapi dia sesekali curi pandang ke toketku. Sekilas dia hanya menonton tv ternyata dia memperhatikanku. Posisinya semakin dekat denganku. Sepertinya dia sudah mulai khilaf dan ingin memulai aksinya. Aku masih pura-pura asik menonton tv menunggu aksinya. Akhirnya dia bertanya kepadaku.
"Tante suka nonton apa?" Tanyanya. Anak yang lain menengok ke arahku menunggu jawaban
"Tante suka yang romantis" jawabku memancing.
"Oh suka yang romantis" gumam Andi
Setelah itu kembali lagi ke suasana hening tadi. Belum ada tindakan yang berani padaku.

"Tante kok cantik banget sih?" Tanya Adi
"Ya iya lah kalian suka kan kalo tante cantik?" Godaku
"Heemm tante suka banget" jawab Adi.
Kemudian Fajar naik ke sofa dan duduk di sampingku. Posisi mereka semua semakin rapat. Sepertinya mereka sudah menyusun rencana. Fajar dari samping mulai menyentuh bagian punggung samping lewat belakang. Kemudian mengelus punggungku dari luar. Tanktop yang tipis memang membuat kekenyalan kulitku terasa jika dipegang dari luar. Mereka kelihatan tidak bisa menahan nafsu lagi. Tapi aku hanya mendiamkan dan asik nonton tv. Aksi Fajar ini terus ia lanjutkan.

Semakin lama tangan Adi juga ikut-ikutan. Ia memegang ketiakku yang tanpa bulu. Aku masih dalam posisi menonton dan tangan ke bawah. Dielusnya ketiakku. Sedangkan yang lain pura2 asik nonton tv. Kuperhatikan batang kontol mereka sudah berdiri semua. Sakit juga kalo diewe 6 orang sekaligus pikirku. Tapi mereka udah terlanjur naik semua.
"Ahh... Geli Adi" desahku. Mereka malah senang mendengarnya. Yang lain pun ikut menengok.
"Tante... Ssssh" desah Fajar. 

Agar terlihat tidak murahan, aku menepis tangan mereka. Mereka semakin berani malahan. Aku pun pergi dari sofa itu dan beranjak ke kamar. Aku meninggalkan mereka. 
"Eh tante mau kemana?" Tanya mereka
"Ke kamar. Tante mau istirahat dulu" jawabku
"Sini aja tante... Tante sini aja" panggil mereka saat aku melangkah ke kamar.
"Yah tante kok istirahat" keluhnya.

Aku ingin mereka sedikit lebih berani menggodaku. Aku tak ingin terlihat murahan. Kita lihat saja apa mereka akan berusaha keras untuk mendapatkanku? Godaan apa yang mereka lancarkan padaku? 
 POV orang ketiga

"Astaga HPku ketinggalan" keluh Nindya panik.
"Gimana aku ngambilnya ya? Nanti aku digodain lagi kalau ke sana" pikirnya dalam hati
"Ya sudahlah nggak akan diapa2in ini. Cuma ada foto-foto narsis doang hehe" katanya santai

Di kursi tamu, Aryo dan temannya masih membicarakan tante cantik itu. Mereka kecewa ditinggalkan oleh Nindya. 
"Yah kentang banget nih ditinggalinnya" Fajar kesal
"Dikit lagi telanjang tuh" Sony mengekspresikan kecewanya pada temannya
"Iya coy udah enak tadi padahal" Bayu menggerutu ke Sony
"Udah dapet pegang-pegang juga" Adi bercerita 

Saat mereka bercerita, mereka melihat bahwa handphone Nindya ketinggalan. Aryo dan teman-temannya senang kegirangan mengetahui bahwa hp itu adalah milik tante Nindya. 
"Eh bro itu hp siapa tuh?" Kata Adi menunjuk ke hp yang ada di meja makan dengan nada sedikit lantang.
"Oh Hp emak gua tuh" jawab Aryo. Jelas mereka menjadi deg-degan. Karena saking senangnya
"Hah? Demi apa? Yes!" Sorak temannya dan langsung mengambil hp tersebut.
"Iya bro bener hp mama gua iP**ne 6+ kan?" Katanya waktu temannya mengambil hp tersebut.
"Iya nih. Hpnya sama gedenya sama toketnya" ujar Fajar.

Bak semut mengerubuti gula, mereka mengerubuti hp Nindya. Tak sabar melihat apa yang ada di dalamnya. Saat dibuka, lock screen-nya saja sudah ada fotonya. Di lock screen itu dia terlihat sangat cantik lebih dari biasanya. Dengan baju yang seperti biasa ketat dan mini.
"Wah lock screen-nya aja udah gini" kata Bayu
"Iya ya bay cantik banget" jawab Adi
"Sumpah yo mama lo ternyata cantik parah" Andi memuji Nindya ke Aryo.
Kemudian karena pikiran yang jorok, Fajar mengendus hpnya. Memang tingkahnya ini tak masuk akal. Tetapi cukup cerdas karena ada bau-bau parfumnya dan ada lengket-lengket dari pahanya sepertinya.
"Hmmphh.... Wanginya enak banget" hisap Fajar
"Ada lengket-lengketnya nih bekas paha kayaknya" lanjutnya.
"Eh iya bener wangi bener sampe ke hpnya" kata Aryo kaget. Karena selama ini ia tak tahu bahwa bau parfumnya tertular hingga hp mamanya.
"Udah bro jangan banyak omong langsung buka aja" kata Andi tak sabar
"Ok.. Yess ga dikunci" kata Fajar yang saat itu memegang hp itu. Hpnya tidak dikunci dengan pass.

Mereka langsung berkumpul dengan posisi Fajar memegang hp. Pikiran mereka langsung membawa mereka ke galeri-nya. Saat dibuka, foto tante itu terpampang sangat banyak. Ada sekitar 1000 foto yang isinya adalah dia. Mereka sangat bahagia sekali melihatnya. Dibukanya satu persatu.
"Woah ini lagi di luar negeri" kata Fajar membuka foto Nindya dengan baju musim dingin yang tertutup.
"Ketutup aja udah cantik ye" ujar Sony.
"Itu tuh bro coba dibuka bajunya" celetuk Adi.
"Ini siapa sih item jelek foto sama tante" tanya Fajar
"Eh itu kan supir lama gua" jawab Aryo
"Aduh lagi mau tidur bajunya" mereka heboh melihat foto Nindya yang kebanyakan foto seksi-nya.
"Uhh yo lu ga pusing tante Nindya pake baju gitu kalo mau tidur?" Tanya mereka
"Ya pusing atas bawah sih" kata Aryo
"Ini nih pake dress uhh cantik banget" Foto dengan dress belahan rendah yang menunjukkan kemulusan lengannya dan pahanya.
"Ini papa lu yo? Buset ganteng amat, keren lagi" puji mereka
"Iyalah sama kayak anaknya" Aryo membalas mereka
"Emang lu ganteng? Haha. Pantes mama lu suka sama papa lu" kata mereka lagi
"Itu toket putih banget sih"
"Kenyel lagi ahh"
"Pahanya mulus banget ohh" pujian dikeluarkan satu-persatu. Pujian penuh birahi.
"Kalo gini caranya gua ga tahan nih" kata Fajar
"Gua mau coli dulu deh di toilet" lanjutnya membuat terkejut.
"Eh mau juga dong gantian ya" semuanya berkata pada Fajar. 

Tubuh tante itu memang membuat pria bertekuk lutut. Tubuh yang sangat indah. Membuat para pria rela lemas untuk menikmatinya. Tak ada yang kuat lebih dari 30 menit menikmatinya. Toket yang kenyal besar dan putih kerap dimainkan merupakan penyebab utama para kontol berteriak dan memuncratkan peju. Bahkan belum tentu semua orang melewati tahap dijepit tanpa crot. Perutnya pun rata, agak membingungkan melihat perutnya. Karena denan perut rata namun memiliki aset depan belakang yang luar biasa. Pantat yang semok bergoyang saat ia berjalan, pantat sempurna yang dapat menyalakan api birahi. Pahanya juga sangat ideal jadi sangat seksi dilihat. Di mata pria tubuhnya adalah pencapaian. Your Body is Wonderland pokoknya bagi mereka.

Fajar melangkah ke kamar mandi membawa hp tersebut. Kontolnya yang sudah ngaceng total membuat jalannya sedikit terganjal karena ukuran yang besar. Dengan langkah pasti akhirnya ia sampai di kamar mandi. Ia membuka celananya dan mulai mengocok kontolnya yang besar. Di hp tante Nindya terlihat ada foto dirinya yang sedang bersama supirnya. Baju yang dikenakan oleh tante itu sangat memancing birahi. Apalagi yang di sampingnya orang yang hina. Senyum manisnya membuat kontol tegang. Foto ini sesuai dengan fantasi Fajar. 
"Ahh... Tante ohh cantik bangeett ssh" desahnya liar
"Tante nakal mau foto sama dia" desahannya terdengar sampai luar. 
Tak sampai 10 menit, kontolnya berkedut-kedut dan ingin mengeluarkan bank sperma Fajar. Fajar berteriak melepaskan nikmatnya
Crrrrooottt.....crrrrottt......crrott.... 5 kali kontol itu berkedut. Meski cuma sedikit tapi 1 kali kedutan banyak peju yang ia keluarkan. 
"Aaah... Ahhh... Tante aku udah jadiin tante bacol. Enak banget tan" gumamnya

Temannya yang dari tadi di luar menguping sudah menunggu di luar. Fajar tentunya kaget melihat mereka di depan pintu. Tetapi ia merasa sudah bilang jadi tak usah malu. Mereka pun bertanya padanya
"Udah selesai, jar?" Tanya Bayu
"Udah nih bay" balasnya sambil memberikan hp itu
"Enak ga nih bay ngebayangin tante Nindya?" Tanya Andi
"Ough... Jangan ditanya ndi, coli ternikmat gua ini" katanya lagi 
"Lu pada mau coli ga?" Tanya Fajar sekarang
"Engga usah yuk. Mending cerita2 tentang tante Nindya aja. Mau ga?" Ajak Sony membuat ide baru.
"Yo, lu mau ceritain tante Nindya?" Tanya Adi memperjelas ajakan Sony
"Kalo gua sih mau-mau aja." Jawab Aryo. 
"Yesh.. Ayo duduk teman" kata Bayu
5 sekawan itu pun senang dan memulai perbincangan mereka. Mereka duduk di sofa mengatur posisi dengan Aryo di tengah sebagai narasumber. Awalnya hanya perbincangan biasa namun lama kelamaan menjadi penuh birahi. Tampaknya memang mereka semua sangat suka dengan tante tersebut. Sebagai awal perbincangan birahi mereka mulai bertanya seperti ini

"Yo, tante Nindya kalo di rumah kayak gimana sih?" Tanya mereka
"Kayak gimananya apa dulu nih?" Jawab Aryo
"Kalo di rumah pake baju apa?" Tanya mereka lagi cengengesan.
"Oohh... Di rumah.. Kalo di rumah jangan ditanya bro.." Balas Aryo
"Emang dia pake apa yo?" Mereka makin penasaran
"Bajunya gak pernah bener bro" jawab Aryo
"Bajunya emang gimana yo?" Semakin penasaran
"Yah kayak yang kalian lihat tadi. Atasan Tanktop yang terang terus ketat. Bawahan hotpants mini super ketat. Pokoknya bikin pusing gua bro" Aryo memberi tahu mereka
"Woah enak banget lu yo jadi anaknya dia" iri mereka mendengar cerita Aryo
"Emang bro, enak banget deh pokoknya" jawabnya
"Eh iya kok kontol lo pada ngaceng?" Lanjutnya bertanya
"Hehe.. Biasalah... membayangkan tante Nindya hehe" kata mereka senyum-senyum malu kucing.
"Dasar lu pada" Aryo kesal.

"Trus trus yo kalo di rumah dia ngapain aja sih?" Lanjut perbincangan mereka
"Di rumah dia di kamar gitu bro tiduran. Kadang ke kamar gua. Suka godain supir. Nih asal kalian tahu, mama gua jarang mandi" jelas Aryo
"Hah? Jarang mandi?" Tanya mereka
"Iya bro." Aryo memastikan ucapannya
"Jarang mandi kulitnya udah seputih dan sekenyal itu apalagi sering mandi" kagum mereka semakin tak tahan. Mereka memegang kontol masing-masing.
"Terus lo digodain bisa tahan tuh yo?" Lanjut mereka. 

"Yah gua sebagai lelaki normal gua jadiin bacol. Waktu itu gua dapet BHnya. Ukurannya 36D boy. Gua cium terus gosok ke kontol sampai muncrat." Cerita Aryo. Cerita tersebut membuat temannya makin panas dingin. Membayangkan berada di posisi Aryo.
"Demi apa 36D? Wow gede banget. Duh gua gatahan sumpah yo punya mama kayak tante Nindya. Lu pernah dapet bodynya gak?" Tanya mereka
"Sumpah bro beneran. Gua pernah dikocokin kok pake tangannya doang tapi" ujar Aryo bohong. Sebenarnya ia sudah dititjob oleh mamanya. Tetapi cerita ini juga sudah cukup membuat mereka ketar-ketir menahan nafsu.
"Anj**r dikocokin pake tangan halus itu? Ahhh... Gua makin gak kuat nih yo denger cerita lu." Balas mereka.
"Kalo di rumah pake bh gak sih yo? Ssh" mulai ada desahan birahi dari mulut temannya.
"Gak pernah pakai bh bro dia. Tembus pandang makanya" cerita Aryo. Akhirnya tak kuat lagi temannya menahan nafsu. Mereka ingin segera coli mendengarnya.
"Aahh.. Nakalnya tante.. Yo kita pengen coli nih gak tahan.." Kata mereka
"Yaudah coli aja di kamar mandi. Eh iya sini deh Hp mama gua" kata Aryo meminta hp tante Nindya
"Mau ngapain yo?"
"Bentar gua cariin fotonya yang mantep" 

Akhirnya, ada sebuah foto yang ditunjukan Aryo. Foto fullbody Tante Nindya dengan setelan dress dan rok mini. Dressnya berwarna putih transparan dan ketat terlihat bhnya berwarna merah. Serta bawahan rok mini yang berwarna hitam hampir terlihat celana dalam. Foto ini benar-benar menunjukkan tubuh indah tante Nindya. Payudara besarnya terekspos. Paha mulusnya juga terlihat. Membuat pria memburu foto ini.
"Nih bro. Waktu itu gua share di internet. Liat commentnya deh" kata Aryo membuka sebuah website dan menunjukan commentnya. Kolom komentar tersebut berisi kata fantasi kotor lelaki semua terhadap Nindya. Bahkan ada yang rela membayar 100 juta menyewa Nindya.
"Wow yo cantik banget. Sini gua bacolin. Yang lain ngantri" kata Sony.
"Aish ngeri jadi pengen coli lagi" ujar Fajar.
"Putihnya tuh paha" kata Adi.
"Duh tete mengkel parah" kara Andi
Satu persatu perkataan liar diucapkan. Berjuta sel sperma dibuang atas nama seorang tante yang bertubuh indah.

Kemudian Fajar masuk kamar mandi. Diikuti oleh temannya bergantian. Satu persatu menjadikan tante Nindya sebagai bahan colinya. Hari ini meskipun sosok tante cantik tersebut tak ada. Namun mereka sangat beruntung karena hpnya tertinggal. Hari ini tante itu dijadikan bahan coli oleh teman anaknya. Kecantikan tante tersebut masih akan didambakan. Kisah selanjutnya pun akan datang mengganti yang telah hilang.

TO BE CONTINUED



Tidak ada komentar :

Posting Komentar